Dr’s Sushi Bar & Teppanyaki
Perkembangan kuliner Jepang di Medan taon ini meningkat pesat. Dari resto yang establish didalam mal hingga menempati sebuah lokasi yang cukup besar. Budaya makanan Jepang tampaknya belakangan ini mulai diterima masyarakat Medan, khususnya kaum setengah baya. Penempatan Dr’s Sushi ini berdekatan dengan resto dalam manajemen yang sama, Dr’s Koffie. Sebuah rumah besar dengan parkiran yang luas di kawasan S.parman yang dulunya merupakan resto Mexico La Salvador disulap menjadi resto khas Jepang, dengan sedikit modifikasi pada bagian atap yang identik dengan arsitektur klasik Jepang.
Memasuki restoran, anda akan disambut dengan pelayan yang memakai gaun khas Jepang. Interior yang lumayan luas menjadikan tempat ini begitu nyaman, ditambah dengan kebersihan dan tata ruang yang rapi. Di bagian tengah restoran terdapat sushi bar, sedangkan di bagian kanan ada sebuah section yang dipergunakan untuk teppanyaki bar, namun sayang pada beberapa kunjungan kami tidak pernah berfungsi.
Buku menu yang dihidangkan lumayan besar dengan foto yang cukup jelas. Karena judul restonya sushi bar & teppanyaki, maka ga sah kan kami rasa kalo ga mesan teppanyaki. Selain itu, disini terdapat sukiyaki dengan porsi lumayan besar. Penasaran kan? Lanjut…
Menu pun berangsur datang, dimulai dengan dr sushi Sashimi Set (110rb). Honestly raw food is just raw food and nothing to judge from taste point of view. But ingredient wise, it’s fresh.
Dr Sushi volcano roll (48rb) merupakan signature sushi dari restoran ini. Dari Instagram kami selalu melihat menu yang satu ini menjadi primadona. Susunannya yang unik seperti gunung lalu dilumuri saos memberi sebuah persepsi lahar yang meleleh.
Another recommended dish is Saba Shio Yaki (52rb). Tidak mudah untuk menyajikan hidangan ini, tetapi chef yang diimpor dari Jepang berhasil memenangkan lidah kami malam itu. Dari beberapa tempat yang kami coba, kebanyakan masih meninggalkan sedikit bau amis yang berasal dari ikan kembung, but not that night. Well grilled, dagingnya pun lembut dan masih terlihat basah di bagian dalam.
Teppanyaki, finally! Ada 2 pilihan teppanyaki yang disediakan di resto ini, tapi kami pilih sapi malam itu karena penasaran how they handled red meat yang technically lebih sulit diolah ketimbang ayam. Dengan harga 65rb, porsi yang dihidangkan cukup besar dengan side dish dan beberapa jenis saos colek. It’s good. Dagingnya tidak alot, marinated well enough, sebagian merasa kurang asin, sebagian dari kami malah merasa pas, karena begitu di dip ke sauce, rasanya yang tadi sedikit hambar menjadi pas asinnya.
Break dulu benter jalan-jalan jepret sana jepret sini karena emang persiapan sukiyakinya agak lama. Resto dengan kapasitas besar ini sepertinya tidak perlu khawatir dengan pengunjung yang membludak.
Sekembalinya, rupanya Sukiyaki Nabe (150rb) sudah dipersiapkan Hiroshi San. Omong-omong pak Hiroshi ini asli orang Jepang yang memang ditugaskan untuk mengelola restoran ini, bersama satu lagi chef Jepang yang tidak sempat kami jumpai karena sibuk di kitchen. Mungkin karena tidak terlalu ramai, Hiroshi San menawarkan diri untuk memasak sukiyaki. Nah, buat yang lain kalo mesan sukiyaki sebisa mungkin request dimasakin aja ama Hiroshi San jgn blg kami yg suruh yah, pengaturan temperatur dan susunan item yang dimasukkan pun teliti banget.
Kuahnya dicicipin dulu sebelum difinalize dan akhirnya setelah dirasa pas, beliau mempersilahkan kami untuk menikmati. Terus terang ga banyak yang menyajikan sukiyaki di Medan, dan so far, ini sukiyaki terbaik yang pernah kami cicipi. Bahan-bahan yang dimasukkan meresap baik ke kuah, menjadikannya kaya citarasa.
Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan hidangan malam itu di Dr’s Sushi. Beberapa menu dibawah ini menurut kami bisa diimprove lagi supaya lebih baik.
Spicy tori karaage (24rb) ini kurang lebih rasanya tak jauh dari karage frozen yang beredar di supermarket.
Chicken katsu curry rice. It’s almost identical to most of the Japanese restaurant we visited. we expected something unique and has more identity to the restaurant instead of “just another jap curry rice”.
Miso Ramen (50rb), dengan harga segitu, kami begitu antusias dengan ramen dengan kuah miso. Sayangnya malam itu mienya overcooked sehingga terasa lunak sekali dan telurnya juga matang, kami kurang tau apakah memang penyajiannya begitu atau seharusnya disajikan dalam bentuk ajitsuke tamago (marinated half boiled egg).
Overall, resto yang berada dibawah kendali 2 orang Jepang ini walau baru pada masa pembukaannya yang belum lama ini berhasil menggaet kami untuk kembali lagi. Menurut penuturan Hiroshi San, mereka masih menyesuaikan citarasa otentik dengan lidah masyarakat Medan sehingga ada beberapa menu yang masih belum sempurna. Apart from that, we believed they have done outstanding job.
Update: Terhitung Oktober 2013, semua Ocha Free refill.
Dr’s Sushi Bar & Teppanyaki
Jalan S. Parman no 308 Medan
Telp: 061-88813688
Tidak ada komentar:
Posting Komentar